(17 Sep 2025 | 07:36)

Tuntas Emosi: Pendidikan Keluarga untuk Mengembangkan Kecerdasan Emosi

Judul Buku : Tuntas Emosi: Pendidikan Keluarga untuk Mengembangkan Kecerdasan Emosi

Penulis : Ani Christina & Diah Mahmudah

Penerbit : Filla Press

Tahun Terbit : 2023

Kota tempat terbit : Sidoarjo

Jumlah Halaman : 186

Kategori : Non Fiksi

ISBN : 978-623-96369-8-2

 

Buku ini memberikan wawasan bagi masyarakat tentang pentingnya perkembangan emosi anak dalam konteks keluarga, dan bagaimana orang tua bisa mendampingi agar emosi anak menjadi “tuntas”. Tuntas yang dimaksud adalah artinya  anak mampu mengelola diri, berkembang secara sehat dan tidak meninggalkan luka emosional yang membebani, baik bagi anak maupun orang tua. Penulis melakukan telaah ilmiah berbagai konsep perkembangan emosi anak dalam bentuk panduan praktis: apa yang bisa dilakukan orang tua sehari-hari, stimulasi yang relevan, indikator perkembangan yang bisa diperhatikan, bagaimana komunikasi yang mendukung, serta bagaimana menangani konflik emosi baik dalam diri orang tua maupun anak.

Buku dimulai dengan pemaparan tentang kenapa kecerdasan emosional (emotional intelligence) penting, dan bagaimana kurangnya pemahaman atau perhatian terhadap emosi bisa berdampak panjang dalam hubungan keluarga, kepribadian, perilaku sosial, dan kesejahteraan psikologis. Penulis mengidentifikasi fenomena-fenomena ketika emosi tidak diproses dengan baik: misalnya ibu yang belum “tuntas” emosinya sendiri,tidak hadirnya figur ayah dalam mendidik emosi anak, kurangnya sentuhan kasih sayang, media dan gadget yang merenggut ikatan emosional, dan kegagalan respon adaptif dalam hubungan orang tua-anak. 

Buku ini ditulis dengan konsep pendidikan anak dalam Islam, dengan tahapan pendidikan emosi berdasarkan usia mulai dari pendidikan usia dini, usia pra-baligh, dan usia baligh. Stimulasi emosi usia dini dapat dilakukan melalui permainan, bahasa, interaksi fisik, kepekaan rasa, dan pengenalan karakteristik emosi. Proses inilah yang akan membangun ikatan antara orangtua dan anak, sehingga menjadi fondasi kuatnya dasar perkembangan atau kecerdasan emosi anak di masa depan. Selanjutnya Pendidikan emosi usia pra-baligh dengan mulai mengajarkan empati, pengendalian diri, pembiasaan serta peran lingkungan sekitar dalam membentuk emosi positif. 

Tahap Pendidikan emosi yang terakhir pada masa baligh, dimana menjadi masa panen bagi orangtua. Pendidikan emosi sejak dini sampai usia pra-baligh yang berjalan optimal akan mendorong anak menjadi pribadi yang dewasa dalam mengelola diri maupun mengelola hubungan dengan orang lain. Oleh karena itu, pendidikan emosi usia baligh lebih fokus pada pembentukan identitas diri, kedewasaan emosional, serta bagaimana remaja dapat mengelola emosinya secara mandiri. 

Kelebihan dari buku ini adalah menyadarkan bahwa orang tua juga perlu “bersih” secara emosional sendiri agar bisa mendampingi anak dengan baik. Buku ini menjelasan Pendidikan emosi yang sistematis berdasarkan tahapan usia, sehingga pembaca dapat melihat apa yang relevan dengan usia anaknya. Selain itu, banyak contoh praktis dan indikator yang konkret, tidak hanya teori saja. Bahasa yang dipakai cukup mudah dipahami oleh orang tua yang bukan dari latar pendidikan psikologi.

 

Refleksi 

Buku ini tidak hanya berbicara kepada orang tua untuk membimbing anak, tetapi juga mendorong orang tua agar menyelesaikan luka emosional mereka sendiri (inner emotional work), supaya mereka bisa menjadi pendamping yang sehat secara emosional. Apabila tahapan-tahapan ini diterapkan: tujuan akhirnya adalah keluarga dengan hubungan emosional yang kuat, anak yang mampu mengelola emosi, orang tua yang mampu mendengar dan merespon secara adaptif, dan suasana rumah yang memberi rasa aman, lembaran emosi yang “tuntas”.